We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Pahlawan Negara by Sarjana

Chapter 387
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 387 Meminjam Gedung Perkantoran Grup Agung Makmur Untukmu

Semena–mena.

Pria itu benar–benar bertindak semena–menal

Luna tidak menyangka di bawah tatapan banyak orang, Charlie langsung merobek bukti transfer yang

telah dicap dengan cap perusahaan itu begitu saja!

“Charlie, jangan bilang kamu pikir hanya dengan merobek bukti transfer saja kamu sudah bisa

menghancurkan bukti!”

Saking kesalnya, dada Luna sampai terlihat naik turun dan bibir merahnya terkatup rapat.

“Klak!”

Charlie mengeluarkan mancis, lalu membakar bukti transfer tersebut sambil berkata, “Bu Luna, jangan marah. Hanya dengan melihat sekilas saja, aku mendapati cap perusahaan di atas bukti transfer itu palsu. Mungkin ada orang yang berpura–pura mengaku dia adalah karyawan perusahaan kami, lalu menipu 4 miliar kalian.”

“Kalau kalian mau menagih 4 miliar kalian, silakan saja cari orang itu, nggak ada hubungannya dengan

perusahaan kami.

Begitu dia selesai berbicara, bukti transfer itu juga sudah berubah menjadi butiran debu.

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Dari ucapan Charlie, dia bahkan tidak berniat untuk mengembalikan uang muka sebesar 4 miliar yang

sudah diserahkan oleh Grup Perfe.

Tujuannya sangat jelas, yaitu membiarkan Luna memilih antara menandatangani kontrak dengan harga sewa selangit itu, atau membiarkan uang muka sebesar 4 miliar lenyap begitu saja.

“Charlie, lihat saja nanti! Bersiaplah untuk ketemu di pengadilan!”

Selesai melontarkan beberapa patah kata itu, Luna langsung berbalik dan pergi.

Vania dan yang lainnya juga pergi dengan amarah yang menggebu–gebu.

“Bertemu di pengadilan? Nggak masalah. Lagi pula, bukan aku yang buru–buru mau menyewa gedung.”

Charlie bersiap dengan bangga, seolah–olah sama sekali tidak terpengaruh oleh ancaman Luna.

Kemudian, dia melambaikan tangannya kepada bawahannya dan berkata, “Beri tahu perusahaan properti lainnya, siapa pun yang berani menyewakan gedung perkantoran kepada Luna di Kota Banyuli,

itu artinya mereka mencari masalah denganku!”

‘Huh, siapa suruh Luna berani mengancamku!”

Charlie beranggapan Luna belum pernah melihat kehebatannya.

Dia ingin Luna berinisiatif mencarinya dan memohon padanya!

© + BONUS

Sambil menahan amarahnya yang membara. Luna keluar dari gedung perusahaan Charlie, lalu berkata kepada Vania, “Vania, hubungi perusahaan properti yang bertanggung jawab atas beberapa gedung

perkantoran yang sudah kita lihat sebelumnya. Coba diskusikan tentang penyewaan gedung kepada

mereka. Ke depannya, kalau perusahaan kita sudah berkembang dengan baik, kita baru pindah ke lokasi yang lebih baik lagi.*

Adapun mengenai melayangkan tuntutan terhadap Starindo, nanti baru dibicarakan lagi.

Sekarang hal yang paling penting adalah menyewa gedung perkantoran, agar para petinggi dan

karyawan Grup Agung Makmur yang mengikutinya ada tempat untuk bekerja.

Kalau lokasi untuk bekerja saja tidak ada, bagaimana Grup Perfe bisa berkembang?

Vania sedang merasa bersalah atas kerugian 4 miliar yang dialami oleh perusahaan. Begitu mendengar instruksi dari Luna, dia segera mengeluarkan ponselnya.

Dalam dua hari ini, dia memang sedang disibukkan dengan hal penyewaan gedung. Dia sudah mendiskusikan tentang penyewaan gedung dengan penanggung jawab perusahaan properti.

Begitu panggilan telepon terhubung, baru saja mendengar beberapa patah kata, ekspresi terkejut

sekaligus marah tampak jelas di wajah Vania.

“Bu Luna, perusahaan properti penanggung jawab Gedung Gayo mengatakan tadi Starindo sudah memberi tahu mereka, bagi siapa pun yang berani menyewakan gedung perkantoran kepada kita, sama

saja dengan mencari masalah dengan Charlie!”

“Sekarang nggak akan ada perusahaan properti yang berani menyewakan gedung perkantoran kepada kita lagi karena mereka nggak berani memprovokasi Charlie!*

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Vania meletakkan ponselnya dengan ekspresi sangat muram.

“Starindo benar–benar keterlaluan. Mereka nggak ingin menyewakan gedung kepada kita, mereka juga nggak mengizinkan orang lain untuk menyewakan gedung kepada kita!”

“Ini sudah dinamakan monopoli, seharusnya kita melaporkan hal ini kepada instansi terkait. Tindakan

mereka ini jelas–jelas merusak pasar!”

Karyawan–karyawan Luna menunjukkan ekspresi muram, mereka semua melontarkan makian pada

Charlie.

“Hentikan!”

Mendengar makian mereka, Luna benar–benar pusing. Dia menyela mereka dengan suara rendah,” Nggak gunanya kita memakinya di sini, aku akan memikirkan cara lain lagi.”

Tepat pada saat ini, ponselnya berbunyi.

Begitu melirik layar ponselnya, dia mendapati itu adalah panggilan telepon dari Tuan Besar Basagita.

“Kakek, ada apa?”

Sambil menahan kekesalannya, Luna tetap menjawab telepon dari kakeknya.

“Kenapa? Luna, apa kamu begitu kesal hanya karena Kakek meneleponmu?”

Nada bicara Tuan Besar Basagita terdengar agak kesal. Namun, Luna menyadari kakeknya memanggilnya dengan panggilan lebih akrab.

“Luna, Kakek dengar Starindo mempersulitmu dengan menginstruksikan seluruh perusahaan properti di Kota Banyuli untuk nggak menyewakan gedung perkantoran kepada kalian?”

Kejadian yang baru saja terjadi, Tuan Besar Basagita sudah mengetahuinya secepat ini.

Tanpa menunggu jawaban dari Luna, Tuan Besar Basagita berkata, “Kakek berencana meminjamkan gedung perkantoran Grup Agung Makmur untukmu. Bagaimana menurutmu?”