We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Menantu Pahlawan Negara

Bab 134
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 134 Siapa Komandan Misi Kali Ini 

Bukan hanya Budi saja yang kebingungan, Jenny, James dan yang lainnya juga 

kebingungan. 

Bahkan, dua ribu tamu undangan yang berada di tempat itu juga kebingungan. 

Saat ini, Wakil Ketua Pasukan Khusus Serigala yang bertanggung jawab atas misi 

kali ini, Jerico Tanu menghampiri Soni dan memberi hormat padanya. 

“Lapor Pak Wakil Komandan, dalam misi pemberantasan kriminal di Kota Banyuli 

kali ini, semua anggota Pasukan Khusus Serigala telah dikerahkan. Harap beri 

instruksi!” 

Soni berkata dengan suara rendah, “Seluruh pasukan siap siaga! Tunggu instruksi 

dari Pak Komandan!” 

Semua orang langsung kebingungan. 

Dalam menjalankan misi kali ini, Brigadir Jenderal Soni hanya menempati posisi 

wakil komandan? 

Kalau begitu, siapa komandan yang dimaksud olehnya? 

Apakah orang yang dimaksud adalah Abdul? 

Tidak mungkin, tingkatan ketentaraan Abdul setara dengan Soni. 

Kalau begitu, apakah orang yang dimaksud adalah Sigit? 

Hal ini lebih tidak memungkinkan lagi mengingat posisi dan kedudukannya lebih rendah dibandingkan mereka berdua. 

Posisi dan kedudukan atasan Soni dan Abdul satu tingkatan dengan Ridwan. 

Apa mungkin komandan misi kali ini adalah Pak Ridwan?” 

Semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah Ridwan. 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Budi berkata dengan perasaan yang sudah hancur berkeping–keping, “Pak Ridwan, walau hubungan antara Keluarga Basuki dengan Keluarga Susanto nggak terbilang 

415 BONUS 

akrab, tapi biasanya hubungan antara kedua keluarga kita cukup baik. Kenapa kamu malah mengincar Asosiasi Bahan Bangunan dan Keluarga Susanto? Kenapa kamu melakukan hal seperti ini?!” 

Saat ini, dia sangat membenci Ridwan. 

Jelasjelas sebentar lagi Keluarga Susanto akan menduduki posisi puncak, tetapi kesempatan bagus mereka malah dihancurkan oleh Ridwan. 

Ridwan berkata dengan dingin, “Budi, kamu benar–benar menyedihkan. Hingga saat ini, kamu masih belum menyadari siapa yang sudah kamu singgung. Bagaimana mungkin aku adalah komandan misi kali ini? Aku nggak memenuhi kualifikasi untuk melakukan hal seperti itu!” 

Dia bukan sengaja berbicara seperti itu karena takut Budi membencinya, melainkan dia benar–benar tidak memenuhi kualifikasi untuk melakukan hal seperti ini. 

Misi pemberantasan pelaku kriminal kali ini sama sekali bukan diatur olehnya. 

Dia tidak memiliki kemampuan untuk memerintah dua brigadir jenderal seperti 

Abdul dan Soni. 

Begitu kata–kata itu keluar dari mulut Ridwan, suasana di tempat itu langsung 

gempar. 

Seorang wali kota mengatakan sendiri bahwa dia tidak memenuhi kualifikasi untuk 

menjadi komandan misi kali ini! 

Lalu, siapa yang memenuhi kualifikasi untuk melakukan hal yang menggemparkan 

ini?! 

Pandangan Budi mulai kabur, langkah kakinya mulai terhuyung–huyung seolah akan terjatuh. 

Bahkan Ridwan saja mengatakan dia tidak memenuhi kualifikasi untuk menjadi komando misi kali ini, apa mungkin ada tokoh hebat yang datang dari provinsi?! 

Dia menggertakkan giginya dan bertanya dengan enggan, “Siapa komandan ini? Di mana dia sekarang?!” 

Sekarang dia hanya ingin tahu sebenarnya siapa yang mengincar dirinya! 

2/4 

Ridwan melirik Ardika yang duduk di barisan depannya. 

+15 BONUS 

Kemudian, dia mencibir dan berkata, “Dasar bodoh! Pusat komando sudah 

dipindahkan ke tempat ini, tentu saja komandan juga berada di tempat ini. Aku, Pak 

Abdul, Pak Soni dan Sigit, kami berempat hanyalah wakil komandan misi kali ini!” 

Dalam sekejap, suasana menjadi gempar. 

Hari ini, keempat tokoh hebat yang menduduki posisi dan kedudukan paling tinggi 

hanyalah wakil komandan. 

Selain itu, sang komandan juga berada di tempat ini! 

Semua orang mulai sibuk mengamati sekeliling untuk mencari keberadaan orang 

tersebut. 

Mereka fokus mengamati orang–orang yang duduk di sekitar Ridwan dan tiga tokoh 

hebat lainnya. 

Namun, setelah mengamati dengan saksama, mereka tidak menemukan seseorang 

yang lebih memenuhi kualifikasi untuk menjadi komandan misi kali ini 

dibandingkan keempat orang tersebut. 

“Apa mungkin Ardika orangnya?” 

Jenny tampak gugup setengah mati. Tanpa sadar, dia melemparkan sorot mata aneh 

ke arah Ardika. 

Namun, begitu satu kalimat itu keluar dari mulutnya, dia sendiri pun tertawa. 

Bagaimana mungkin Ardika adalah komandan misi kali ini? 

Orang–orang lain yang berada di tempat itu juga tidak percaya. 

Tadi, menantu Keluarga Basagita ini baru saja diteriaki semua orang untuk berlutut. 

Dia adalah orang dengan status dan kedudukan paling rendah di tempat ini, target 

ejekan dan cemoohan orang banyak, 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Bagaimana orang seperti itu bisa menjadi komandan misi kali ini

Melihat reaksi orang–orang itu 

emosi Soni langsung meluap. 

+15 BONUS 

Dia mendengus dingin dan berkata, “Sepertinya kita harus mengundang komandan 

kita keluar, agar orangorang ini membuka mata mereka lebar–lebar dan melihatnya 

dengan mata kepala mereka sendiri!” 

“Baiklah!” 

Abdul dan yang lainnya segera menganggukkan kepala mereka. 

Sorot mata mereka juga dipenuhi amarah yang membara. 

Sebenarnya, sosok hebat itu rendah hati dan tidak ingin mengekspos identitasnya. 

Namun, orang–orang ini selalu memandang rendah sosok hebat tersebut. 

Tentu saja mereka merasa tidak puas sosok hebat itu diperlakukan seperti ini. 

Karena itulah, Ridwan, Soni, Abdul dan Sigit segera bangkit dari tempat duduk 

mereka dengan serempak dan berbaris menjadi satu barisan yang rapi. 

Mereka menatap Ardika dengan tatapan kagum, lalu mengangkat lengan kanan 

mereka. 

Bahkan, Ridwan yang bukan merupakan anggota kepolisian atau ketentaraan juga 

ikut mengangkat lengan kanannya. 

Kemudian, keempat orang itu memberi hormat dengan standar ketentaraan kepada 

Ardika dengan serempak. 

“Pak Komandan, misi pemberantasan pelaku kriminal sudah selesai. Harap berikan 

instruksi!” 

Saat kalimat itu keluar dari mulut keempat orang tersebut, suara mereka seolah 

menggema di seluruh ruangan! 

COIN BUNDLE: get more free bonus