We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bab 203
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Bab 203 

“Aku bisa,” Elan mengangguk dan berjanji dengan sungguh–sungguh. Dia mengerti kenapa Nando mengatakan ini. 

“Bagaimana jika kamu menikahinya malam ini dan Tasya memberitahumu bahwa dia tidak menginginkan anak

lagi? Apa kamu akan menghargai keputusannya?” Nando terus mengajukan pertanyaan dan berharap Elan bisa

melakukan semua hal untuk Tasya yang tidak bisa dia lakukan. 

Sekali lagi, Elan mengangguk dan berkata, “Aku akan menghargai setiap pemikiran dan keputusannya.” 

Tatapan Nando semakin menusuk tajam ke arah sepupunya dengan ekspresi muram. “Apa kamu akan berjanji

untuk melindunginya, menjaganya, dan mencintainya selamanya?” 

Elan tahu betapa Nando sangat mencintai Tasya. Hatinya sedikit kecewa, tapi dia menepuk bahu Nando. “Nando,

kamu sudah mengenalku scjak kita masih kecil, dan kamu tahu seperti apa aku ini.” Ekspresi bersalah melintas di

matanya seraya dia melanjutkan kata–katanya dengan pelan, “Maafkan aku, Nando.” 

Sejak kecil, mereka sudah dekat seperti saudara kandung, dan sekarang mereka jatuh cinta pada wanita yang

sama, tentu saja tidak mudah bagi Nando untuk melepaskannya. 

Di sisi lain, Nando bersandar di pagar balkon di belakangnya dengan senyum pahit tersungging di bibirnya. “Kamu

tidak perlu meminta maaf. Aku tahu Tasya selalu menganggapku tidak lebih dari seorang teman, dan hal yang jauh

lebih buruk adalah melihatmu memperlakukannya dengan benar dan mencintainya dengan cara yang tidak bisa

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

aku lakukan.” 

Setelah mendengar ini, Elan mengulurkan tangan untuk menepuk bahunya, tetapi dia tidak dapat menemukan

kata–kata untuk menghiburnya. 

Pada saat itu, mereka mengarahkan pandangan mereka pada wanita yang duduk di sofa ruang tamu. Sementara

kedua pria ini membicarakan perasaan mereka masing–masing, Tasya sama sekali tidak menyadarinya. Dia sedang

asyik mengagumi lukisan yang menarik dan agak aneh di dinding. Wanita itu tampak mempesona dan memikat

terkena sinar mentari pagi, dan dia bisa membuat dirinya nyaman di mana pun dia berada. 

Sebenarnya, Nando enggan untuk menyerah akan perasaannya untuk Tasya, tetapi di sisi lain, dia merasa sangat

lega. Dia melirik Elan dan berkata, “Aku akan menyerahkannya padamu, Elan.” 

Tatapan merbara Elan masih tertuju pada Tasya. Tidak salah lagi. itu adalah tatapan posesif yang micrbara di bola

matanya. Dia mengakui apa yang dikatakan Nando, Tasya hanya bisa menjadi milikku dan aku tidak akan

membiarkan pria lain mendekatinya. 

Saat ini, Tasya melihat kedua pria itu berjalan ke arahnya, siluet mereka diterangi cahaya matahari pagi Dia

menatap mereka seperti seseorang yang terpikat oleh karya seni yang menakjubkan Keluarga Prapanci memang

memiliki gen yang sangat menakjubkan, pikirnya. 

Kedua sepupu itu berbadan tinggi dan berbahu lebat Lingkar pinggang yang ramping serta kaki jenjang yang

mereka miliki membuat mereka menjadi pesumen yang sangat indah. Apalagi, Elan, dia yang lebih tinggi dari

Nando tampak operu dewa Yunani di pagi hari 

Ketika Tasya mendapati dirinya melamun, dia dengan cepat menarik kembali pandangannya Dia tidak merasakan

apa–apa ketika menatap Nando. tetapi entah kenapa jantungnya mulai berdetak kencang setiap kali dia melihat

Elan. Apa yang terjadi? 

Dia mengabaikan kupu–kupu di perutnya dan bertanya dengan keras, “Hei, Nando, bisakah aku naik dan melihat

Jodi? 

“Tentu saja. Dia tidur denganku di kamar tidur utama tadi malam, jawab Nando santai sambil tersenyum. 

Ketika Elan mendengar ini, dia mengerutkan kening dan dengan cepat menghentikan Tasya. 

Tunggu di sini. Aku akan pergi dan menjemputnya.” 

Nando tidak mau melewatkan kesempatan untuk mempermalukan Elan, jadi dia berkata, “Abaikan dia, Tasya. Naik

saja dan kamu bisa melihat–lihat kamarku. 

Apa yang bisa dilihat di kamarmu?” Elan menatap sepupunya dengan tatapan gelap dan cemburu. 

Tasya tidak tahu kenapa mereka tiba–tiba bertengkar, tetapi sebelum dia bisa mengatakan apa apa, Elan sudah

menaiki tangga. Tasya tidak ingin pergi bersamanya, jadi dia berbalik dan berkata kepada Nando sebagai gantinya.

Terima kasih telah m 

“Jangan khawatir tentang itu. Bagaimanapun juga, kita adalah keluarga.” 

“Maksudnya?” 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Mata Nando melebar dan langsung menjelaskan dengan panik, “Oh! Maksudku, toh kita sudah seperti keluarga.” 

Tasya tersenyum ketika dia mendengar ini. “Kamu benar. Kamu sudah seperti paman bagi Jodi.” 

Kekesalan membuncah dalam diri Nando. Aku hanya dianggap sebagai pamannya. Sepertinya aku memang tidak

punya pilihan sekarang. 

Tidak lama kemudian, Elan menuruni tangga dengan Jodi dalam pelukannya. 

“Mama!” Jodi tampak gembira saat melihat ibunya di ruang tamu. 

Tasya berseri–seri saat melihat anaknya dengan tatapan lembut dan penuh kasih. Dia mengulurkan tangan untuk

memeluknya. 

Namun, seakan berniat menahan anak laki–laki itu dalam pelukannya, Elan langsung berbalik dan berkata kepada

Nando, “Kalau begitu kita pergi dulu.” 

Nando hanya bisa mengangguk sambil mengantar mereka ke pintu. Kemudian, dia berdiri di tangga depan dan

menyaksikan mereka bertiga pergi. Dia berpikir bahwa mereka tampak seperti keluarga. Aku berharap

hubunganmu dan Tasya akan berhasil. Elan. Aku tidak sabar untuk menjadikan wanita itu sepupu ipar.

 

Previous Chapter

Next Chapter