We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bab 403
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Ruang Untukmu 

Bab 403 

Mercka menyusuri jalan yang mengarah ke hotel tempat pesta amal diadakan. Pada gala dan lelang amal

masyarakat kelas atas, aspek amal sering kali icrkesampingkan oleh daftar tamu terhormat. Yang lebih berharga

daripada barang anuk dan itcm apa pun dalam pelelangan adalah koneksi yang bisa didapatkan dalam acara

semacam ini. 

Dengan demikian, pesta amal menjadi tempat tokoh–tokoh berpengaruh dalam bidang politik dan bisnis berkumpul

dan berkenalan dengan orang–orang yang dapat membawa karir dan kehidupan sosial mereka ke tingkat yang

lebih tinggi. 

Tak pelak lagi, Elan menjadi sasaran utama para pemanjat sosial malam ini. 

Saat ini, Alanna sedang duduk di kamar hotelnya, memeriksa riasan wajahnya di cermin. Dia telah melihat nama

Elan di daftar tamu, dan dia senang ketika mengetahui bahwa pria itu tidak didampingi siapa pun. Bila segalanya

berjalan lancar, dia bisa mengambil kesempatan untuk menjadi teman kencan Elan untuk malam ini. 

Saat itu, manajer hotel yang dia perintahkan untuk mengabarkannya tentang kedatangan para tamu menelepon

dan berkata, “Nona Alanna, Pak Elan sudah tiba.” 

“Baiklah,” jawabnya dengan senyum tersungging di bibirnya. Setelah memeriksa dirinya di cermin untuk terakhir

kalinya, dia meraih dompet berpayet dan bangkit untuk meninggalkan ruangan. 

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

Dia mengenakan gaun merah yang menggoda malam ini yang sedikit menampakkan belahan dadanya. Pria mana

pun yang melihatnya pasti akan tertarik padanya. 

Keuka dia berada di dalam lift, dia menatap bayangannya dan mengagumi penampilannya yang tanpa cela. Dia

bertanya–tanya apakah dia akan menarik perhatian Elan segera setelah dia muncul di hadapan pria itu, dan ada

suara percaya diri di kepalanya yang mengatakan bahwa dia bisa. 

Setelah tiba di aula konferensi di lantai bawah, dia menuruni tangga yang mengarah ke kerumunan yang telah

berkumpul di bawah. Dia adalah putri dari Grup Danu, dan dia siap untuk membuat orang–orang yang melihatnya

terkesan. 

Namun, tepat keuka Alanna berjalan menuruni tangga, wanita itu melihat sesuatu yang membuatnya sangat marah

sehingga dia nyaris tersandung ujung roknya. Rasa tidak percaya mewarnai wajahnya ketika tatapannya jatuh

kepada wanita yang kini menggenggam lengan Elan. 

Apa yang Tasya lakukan di sini? 

Alanna menahan amarahnya dan melanjutkan langkahnya yang elegan, namun dia sudah gusar. Nama Tasya tidak

ada dalam daftar tamu, yang berarti dia seharusnya tidak diizinkan masuk saat dia muncul di pintu masuk. 

Meski begitu, Elan cukup kuat dan menakutkan untuk membawa siapa pun yang dia inginkan tanpa perlu meminta

izin lebih lanjut. 

Memikirkan hal ini, Alanna menarik napas dalam–dalam dan menguatkan dirinya sendiri saat dia berjalan

menghampiri Elan. Dia bertekad untuk menginjak–injak Tasya malam ini. 

Dilantai banalı, Tasya bisa merasakan permusuhan yang tertuju padanya, dan dia mendongak untuk melihat

tatapan dengki Alanna saat wanita itu turun dari tangga. Kerika Alanna menatapnya, tersirat penghinaan yang tak

terkendali, namun ketika dia menatap Elan, tersirat kchiguman 

“kamu disini, Elan.” 

“Nona Alanna,” sapa Elan dengan cuck sambil mengangguk mengiyakan. 

Tatapan dingin Alanna berkerlip ke arah Tasya. Wanita itu tersenyum ketika dia bertanya, “aku‘ tidak menyangka

kamu akan berada di sini juga, Nona Tasya. Kalau tidak salah, namamu tidak ada dalam daftar lamu.” 

Siapa pun yang mendengar ini akan merasa malu, namun Tasya menerimanya dengan tenang sambil berpura–pura

jengkel dan berkata, “Oh, kuharap aku tidak harus datang, tetapi Pak Elan bersikeras dan menyeretku ke sini. Jujur

saja, aku sedikit malu.” 

Senyum di wajah Alanna berubah dingin. “Benarkah?” 

Elan menggenggam tangan Tasya pada saat itu dan menyela, “Ayo, mari kita menyapa Pak Lukas.” 

Tasya mengangguk dan berbalik untuk menatap Alanna, yang berdiri menghalangi mereka. Dengan alis yang

sedikit terangkat, dia berkata dengan datar, “Permisi.” 

Alanna tidak bisa berbuat apa–apa selain menyingkir untuk membiarkan mereka lewat, menyaksikan selagi mereka

berjalan gembira ke arah Lukas untuk menyambut pria itu. 

Tinjunya mengepal di sisi tubuhnya selagi amarah membara dalam dirinya. Dia benci bagaimana Tasya selalu

muncul secara tak terduga dan menggagalkan rencananya. Frustrasi, dia mengeluarkan ponselnya dan

menghubungi sebuah nomor telepon sebelum dia menyalak, “Kalian semua, temui aku di ruang duduk di lantai tiga

sekarang juga.” 

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Dia menelepon salah satu anak buahnya yang dia tempatkan di acara tersebut untuk memastikan agar Elan tidur

bersamanya malam ini. 

Alanna tampak marah saat dia duduk di sofa ruang duduk lantai tiga dan berkata pada keempat pengawal yang

muncul di hadapannya, “Kalian lihat wanita yang baru saja menempel pada Elan, kan: Dia adalah teman kencan

Elan malam ini, dan aku ingin kalian menemukan cara untuk mengusimya.” 

“Ya, Bu.” 

“Lebih baik lagi, bunuh dia kalau ada kesempatan,” tambahnya dengan kejam. Namun, dia baru saja mengatakan

ini keuka dia memutuskan bahwa menjadi tidak mencolok untuk malam ini akan menjadi hal yang lebih bijaksana

untuk dilakukan. Dia seharusnya udak melakukan langkah dramans jika dia berencana merayu Elan. Setelah dia

berubah pikiran, dia berkata dengan meremehkan, “Lupakan. Usir saja wanita itu dari sini.” 

Dia geram karena seorang wanita seperti Tasya, yang bahkan tidak bisa menyainginya, menguasai Elan seakan–

akan wanita itu sudah menang. 

Kembali ke aula konferensi, Tasya m.engamati Lukas dengan prihatin. Dia boleh jadi orang yang 

mengadakan lelang amal ini, namun dia sama sekali tidak terlihat bersemangat. Bahkari, dia 

tampak kelelahan. “Pak Lukas, santai saja dan pastikan untuk beristirahat yang cukup,” ujarnya lembut.

 

Previous Chapter

Next Chapter