We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Ruang Untukmu

Bab 414
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Ruang Untukmu

5 mutiara

Bab 413

Namun, Elan sudah memasuki mobilnya dan menutup pintu. Hclen bergegas mengharnpirinya, namun iepaikeuka

dia nyaris mencapai pintu, pria itu mundur dari jalan masuk mobil dengan mulus dan melaju ke dalam kegelapan

malam, meninggalkan Helen yang menggigil di angin dingin

Mantel bulu di tubuhmnya membuatnya tetap hangat, namun es yang menusuk hatinya sama sekali udak mencair

setelah penolakan keras Elan.

keberanian yang dia kumpulkan hanya untuk menjalani operasi plastik itu sia-sia; Elan sama sekali tidak terkesan

dengan wajah barunya, pria itu juga tidak meliriknya lebih dari beberapa deuk

Dia tidak bisa memahami mengapa hal ini terjadi. Elan menyukai rupa Tasya, bukan? Aku telah melakukan semua

ini hanya demi terlihat seperti dia, jadi kenapa aku masih tidak cukup baik? 

Sambil menggertakkan giginya, dia mengeluarkan ponselnya dengan sinar jahat di matanya dan memilih foto yang

dia ambil sebelumnya untuk kemudian mengirimkannya kepada Tasya.

Dengan dadanya yang naik turun dengan cepat, dia berteriak kepada malam, “Jika aku tidak bisa memilikimu, Elan,

maka Tasya juga tidak bisa!” Dia kembali menyerbu masuk ke rumah dan menjatuhkan diri di sofa, mengambil

sebotol anggur yang telah dia minum sebelum kedatangan Elan, dan menengadahkan kepalanya ke belakang saat

Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt

dia meneguk isinya. Namun, pada saat itu, matanya melebar ketika dia menyadari bahwa anggur itu telah

kehilangan aroma tajamnya yang familier, dan sepertinya anggur itu telah diencerkan dengan air.

Helen menatap anggur itu dengan heran. Apa aku membiarkannya terkena udara terlalu lama? Dia mengisi

setengah gelas dengan anggur tersebut dan meminumnya, hanya untuk mendapati bahwa anggur itu sama

hambarnya dengan air keran.

Tangannya bergerak ke tenggorokannya selagi pikirannya mencari-cari jawaban. Apa yang terjadi? Kenapa aku

tidak bisa merasakan anggur ini? 

Saat kepanikan melandanya, dia bergegas menuju lemari es dan mengubrak-abrik laci untuk mencari segenggam

ceri. Dia tidak repot-repot mencucinya saat dia memasukkan ceri itu ke dalam mulutnya. Manisnya buah ceri, yang

dia yakin baru saja dia rasakan sehari sebelumnya, sudah sangat encer, nyaris udak melapisi lidahnya. Seakan-

akan indra pengecapnya melemah.

Dia mulai menjadi cemas saat dia berlari ke dapur. Dia belum pernah memasak di sini, namun para pelayan telah

menyiapkan garam dan gula. Setelah menemukan sekantong garam, dia merobeknya dan memasukkan

segenggam garam ke mulutnya. Rasa asin seharusnya membuatnya bergidik, namun dia udak bisa merasakannya

sama sekali, dan dia hanya menjadi sangat kehausan setelahnya.

“Indra pengecapku!” Dia menjerit panik. Kemudian, dia berjongkok di lantai dan mencengkeram tenggorokannya.

Dia tidak percaya bahwa operasi plastik telah menyebabkan dia kehilangan indra perasa.

Tanpa membuang waktu lagi, dia berlari keluar rumah dan memasuki garasi, berkendara ke rumah sakit.

Scientata in ameringkuk di ranjang dengan sebuah buku bagus dan dia telah 1enghabiskan sebagian besar dan

beberapa jam terakhir tanpa ponselnya kini karena dia ingin memenawan, dia mula mencari ponselnya.

Vila Elan uangatlah besar dan buruk beberapa wakiu baginya untuk menemukan ponselnya yang dengan anama

dia letakkan di suatu tempat

Barulah setelah dia memberanikan diri memasuki ruang tamu, dia menemukan ponselnya berada di atas meja di

sisi sota Dia duduk untuk memeriksa wakiu, dan melihat bahwa dia telah menerima sebuah pesan baru.

Dia mengkliknya, dan isinya membuat matanya membelalak kaget. Pesan itu dikirim oleh nomor tak dikenal, dan

foto yang menyertamya adalalı salah seorang wanita, yang sangat mirip dengannya, meringkuk di pelukan Elan.

Tasya tak melewatkan fakta bahwa Elan mengenakan pakaian yang sama dengan yang dia kenakan saat dia

meninggalkan rumah tadi. Ketika pria itu bilang bahwa dia akan pergi, apa dia benar-benar bermaksud pergi ke

rumah wanita lain?

Tasya kembali memandang wanita di foto itu. Selain kemiripan yang kuat di antara mereka, dia sedikit terkejut

melihat ada sesuatu yang sangat familier tentang wanita itu.

Tasya udak tahu bahwa Helen telah menjalani operasi plastik. Lebih penung lagi, itu adalah operasi mayor. Wajar

Tasya tidak bisa mengenalinya di balik semua riasan dan pakaian cabul itu.

Bagaimana wanita ini mendapatkan nomorku? Dia bahkan mengirimiku foto ini untuk membuatku kesal! 

Dia menghempaskan ponselnya ke samping saat rasa frustrasi dan kemarahan membuncah dalam dirinya. Saat

itu, dia mendengar suara mobil, lebih tepatnya mobil Elan, berhenti di luar.

Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm

Dia mengarahkan tatapan mematikannya ke pintu, dan tentu saja, tidak lama kemudian Elan berjalan melewati

ambang pintu dengan kunci mobil di tangannya.

Tasya memicingkan mata dan menyilangkan tangannya saat dia menatap Elan seakan-akan pria itu adalah seekor

kucing bersalah yang memakan kenari.

Melihat ini, Elan merasakan hawa dingin menjalari tulang punggungnya saat dia bertanya, “Ada apa?”

Dia senang melihat bahwa Tasya sedang menunggunya di sofa, namun ketika dia melihat tatapan membunuh di

mata Tasya, dia mulai bertanya-tanya apa yang telah dia lakukan sehingga menyinggung perasaan wanita itu.

“Tidak ada,” Tasya berkata dengan dingin. Dia tersenyum, namun senyum itu tidak mencapai matanya saat dia

berkata, “Apa kamu bersenang-senang, Pak Elan?”

Elan mengangkat alis padanya dan menjawab, “Apa kamu sengaja menungguku?”

“Jangan menyanjung dirimu sendiri; aku hanya turun untuk minum,” dia berkata dengan kesal sambil bangkit untuk

menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri.

*Aku juga ingin minum. Tuarig segelas untukku?”

Kecuali lengan atau kummu patah lakukanlah sendin.* Tasta membentuk wat dia mengambil wegelas ar vang dia

tuangkan untuk dirinya sendiri dan mandi langaia

 

Previous Chapter

Next Chapter